Rabu, 20 Juni 2012

Perbedaan Pendapat

Perbedaan Pendapat

Milyaran manusia hidup di dunia. Dan tidak ada satupun manusia yang diciptakan sama antar satu dan yang lain. Inilah salah satu kekuasan Allah yang luar biasa. Dari manusia yang pertama kali diciptakan sampai nanti manusia yang diciptakan paling akhir. Tidak akan pernah ada manusia yang memiliki kesamaan yang benar-benar persis. Kalaupun ada, itupun tidak akan pernah benar-benar identik. Pasti ada yang berbeda dari manusia satu dan yang lain. Kalaupun ada yang sama, pasti di lain sisi, satu sama lain memiliki perbedaan. Entah perilaku, hoby, atau yang paling sulit untuk sama adalah berfikir.
Cara berfikir manusia tidak mungkin ada yang persis. Apalagi sudut pandang pada suatu permasalahan pun berbeda. Maka, sangat dan pasti akan ada pemikiran yang berbeda ketika menghadapi permasalahan, meskipun permasalahannnya sama sekalipun.
Sangat diperlu dimaklumi kalau ada perbedaan pendapat. Itu sudah menjadi sunnatullah kehidupan. Dari otak yang berbeda, mustahil mengeluarkan pemikiran yang sama persis. Tidak perlu ada saling tuding dengan merasa apa yang menjadi pemikirannya paling benar. Pun tidak perlu saling cakar hanya karena pemikirannya tidak diikuti. Toh dari perbedaan pendapat dan pemikiran itulah yang membuat hidup semakin inovatif dan tidak monoton.
Tidak ada yang perlu dipermasalahkan dari perbedaan pendapat. Bukankah sama halnya dengan menghargai pemikiran yang muncul dari tiap-tiap otak yang dianugerahkan oleh Allah kepada manusia. Demokrasi dalam sebuah pilihan.
Tapi bangsa kita Indonesia terlalu sering DISERAGAMI hingga beda sedikit saja sudah tak enggan angkat padang untuk perang. Tengok saja apa yang terjadi selama ini di negeri sendiri. Banyak golongan mayoritas yang menindas kau minoritas hanya karena perbedaan pendapat. Pun juga anggapan sesat yang dibangsa ini terlalu mudah melayang. Tidak begini, tidak menganut ajaran ini, tidak menganut golongan ini, sesat, kafir.
Kalau Islam sama-sama Islam. Mengakui Allah sebagai Tuhan, dan Rasulullah sebagai utusan Allah.
Seharusnya tak perlu ada saling tentang hingga musuhan. Referensi ajaran banyak kok dalam Islam. Jadi tak perlu saling tuduh sesat, salah atau yang bagaimana-bagaimana. Ijtihad dalam suatu permasalah beda kan bukan masalah. Bukankah itu juga banyak terjadi dikalangan ulama terdahulu. Bangsa kita perlu belajar banyak tentang perbedaan pendapat.
Indonesia sudah pernah “kedatangan” seorang manusia luar biasa yang memiliki sikap kontroversial 24 karat untuk mengajari Indonesia bersikap. Ya, tak salah lagi, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Wallahu a’lam, Gus Dur merupakan “pelajaran dan pengajaran” yang paling keras dari Allah untuk bangsa ini.
Mulai zaman kerajaan hingga “raja” soeharto, bangsa ini tidak pernah  diajari untuk berbeda. Bahkan yang selalu dididikkan oleh para penguasanya-terutama penguasa orde baru-adalah penyeragaman (ingat kuningisasi yang yang digalakkan seperti halnya korupsi, koneksi, nepotisme, pelecehan hukum, dsb). Hingga tanpa terasa, di republik ini perbedaan yang paling fitri pun masih dipandang sebagi hal yang angker. Perbedaan sekecil apapun disini menjadi masalah. Oleh karena itu, jangan heran bila demokrasi disini masih hanya terus -atau baru- menjadi impian dan slogan. Bagaimana demokrasi bisa hidup dinegeri diamana bangsanya tidak mampu berbeda ?
Penjelasan tentang kefitrian perbedaan dari agama sendiri seolah-olah tidak mempan menginsyafkan kaum beragama di negeri ini ;kemungkinan besar ya akibat pendidikan penyeragaman yang begitu lama dan intens itu.
Barangkali –dan mudah-mudahan- karena sayang Allah kepada bangsa ini, Ia pun terus ‘mengingatkan’ dengan setiap kali memperlihatkan fenomena-fenomena kontroversial yang –betapa pun ingin kita menyeragamkankan- tak pernah dapat menyatukan pandangan kita.(Gus Mus)
Inilah yang perlu disadari. Bahwa perbedaan pendapat itu adalah sesuatu hal yang sangat diperlukan bagi kehidupan. Maka tak perlu saling kecam antar golongan, ajaran atau yang lainnya. Perbedaan pendapat, bukan masalah kan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar